Laporan Pemanenan dan Inspeksi
Panen
A Septianto
J3Z414018

PROGRAM KEAHLIAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) merupakan
tanaman komersial
penghasil minyak nabati yang paling
banyak sehingga
tanaman ini mempunyai
nilai ekonomi yang sangat tinggi. Iklim tropis Indonesia dengan curah hujan yang
tinggi serta sinar matahari yang ada sepanjang tahun sangat sesuai untuk
perkembangan dan pertumbuhan tanaman kelapa
sawit.
Perkembangan
perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini mengalami
kemajuan yang sangat
pesat. Hal ini dapat dilihat dari pengembangan kelapa sawit secara intensifikasi dan ekstensifikasi. Teknik budidaya tanaman kelapa sawit
telah menunjukkan pengembangan teknik budidaya yang baik. Perkembangan
itu terlihat dari perluasan lahan perkebunan
kelapa sawit yang terus meningkat.
Perkebunan
kelapa sawit merupakan
jenis usaha jangka
panjang yang memerlukan teknik
budidaya yang baik. Kelapa sawit yang ditanam pada saat ini baru akan
dipanen hasilnya beberapa
tahun kemudian. Sehingga
dalam pengolahan perkebunan, teknik budidaya sangat perlu diperhatikan
untuk memperoleh produktivitas yang tinggi.
Dalam
kegiatan budidaya kelapa sawit, aspek pemanenan merupakan salah satu aspek yang
sangat penting untuk diperhatikan. Pemanenan merupakan salah satu pekerjaan
yang dapat langsung memberi keuntungan bagi perusahaan yang membudidayakan
kelapa sawit, baik dari minyak kelapa sawit maupun inti kelapa sawit. Untuk itu
diperlukan suatu teknik pemanenan tertentu yang dapat meningkatkan produksi
kelapa sawit secara berkelanjutan tanpa mengurangi kualitas produk turunannya.
b. Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
cara panen yang benar pada tanaman kelapa sawit serta kriteria matang panen
yang sesuia.
2. Mengetahui
tujuan dilakukannya inspeksi panen pada ancak dan proses pelapsanaannya.
METODE PRAKTIKUM
a.
Alat
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam pelaksaan praktikum antara lain egrek, kapak,
ember , karung, angkong (disediakan kebun) dan alat tulis. Sedangkan bahan yang
diperlukan ialah luasan ancak dalam satu blok kebun yang dipanen.
b.
Waktu dan Tempat
Kegiatan
Praktikum Pemanenan ini dilakukan pada 02 Maret 2016 bertempat di Divisi 1 Sungai
Rungau Estate.
c.
Pelaksanaan
Praktikum
dilaksanakn mulai pukul 07:00 hingga pukul 13:00 atau hingga kegiatan panen
selesai pada setiap ancak panen yang diikuti. Pertama pemberian pengarahan
tentang panen oleh traner serta cara panen dan apa saja yang harus dilakukan
oleh pengawas dalam inspeksi panen. Kemudian praktikan dibagi kedalam tiga
kemandoran dengan masing-masing kemandoran ada 11 orangg praktikan. Setiap
praktikan akan mengikuti satu orang pemanen dan satu orang pemberondol. Praktikan
melkukan tatacara panen dari pemotongan buah di pohon, pengutipan brondolan di
piringan, pemotongan tangkai buah di piringan, dan pengangkutan buah ke TPH. Di
TPH buah disusun tiga-tiga untuk memudahkan pengangkutan mekanis. Brondolan
diletakkan dikarung dengan masing-masing karung 2 ember brondolan. Praktikan
mencatat hasil yang didapat oleh pemanen yaitu jumlah TBS dan kg brondolan yang
dipanen. Setelah itu melakukan inspeksi panen dengan mengecek setiap pasar
pikul apakah ada buah yang tertinggal di pohon, di piringan, dan brondolan yang
tidak dikutip.
PEMBAHASAN
Panen
merupakan salah satu kegiatan yang paling penting pada tanaman kelapa sawit
menghasilkan. Selain bahan tanaman dan perawatan tanaman, kegiatan panen dan
penanganan pasca panen yang baik juga merupakan faktor terpenting dalam
menentukan dalam pencapaian produksi yang maksimal. Melihat pentingnya kegiatan
panen dan penanganan pasca panen perlu memperhatikan rangkaian sistem kegiatan
panen dan penanganan pasca panen yang baik dan terorganisir. Sistem kegiatan
panen dan pasca panen yang perlu diperhatikan seperti persiapan panen, rotasi
dan pusingan panen, sistem dan perawatan ancak panen, sensus produksi panen,
pelaksanaan panen, pengawasan dan pemeriksaan panen, pengangkutan hasil panen
ke PKS.
Rotasi
panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen berikutnya pada kadveld
panen yang sama. Rotasi panen sangat bergantung pada kerapatan panen, luas
areal, dan jumlah tenaga kerja panen. Sedangkan pusingan panen adalah waktu
yang diperlukan dalam 1 kali rotasi panen, satuan dari pusingan panen dinyatakan
dalam jumlah hari.
Sistem ancak panen
bergantung pada keadaan topografi lahan dan ketersediaan tenaga kerja. Sistem
panen terdiri atas dua yaitu ancak tetap dan giring. Ancak tetap adalah setiap
pemanen diberikan ancak panen yang sama dengan luasan tertentu dan harus
selesai pada hari tertentu. Ancak giring adalah setiap pemanen diberikan ancak
per baris tanaman dan digiring bersama-sama. Sistem panen yang diterapkan di
perkebunan besar pada umumnya menerapkan sistem ancak giring, dan sistem ancak
tetap.
Pada kegiatan panen
yang di ikuti praktikan menggunakan sistem ancak giring tetap. Yaitu pemanen
memliki ancak masing pada setiap blok yang harus diselesaikan dari blok paling
ujung terus bergerak ke blok berikutnya. Stelah selesai pada blok pertama pemaene
melanjutkan ke blok berikutnya. Panen dilakukan hingga sampai pada pasar tengah
atau jalan control kemudian buah di angkut menggunakan angkong ke TPH. Dengan
sistem ancak giring tetap memudahkan proses pengangkutan buah dari TPH agar
truk tidak bolak balik pada satu blok yang sama beberapa kali. Pengontrolan
buah menjadi lebih mudah oleh asisten pada setiap CR untuk menghindari
pencurian dan buah tertinggal menjadi semakin kecil. Pengawasan pada buah
restan juga menjadi semakin mudah dan tidak memerlukan tenaga yang terlalu
banyak.
Pemeriksaan dan
pengawasan (inspeksi) panen dilakukan di lapangan dan di TPH. Pemeriksaan di
lapangan dilakukan oleh mandor panen meliputi tandan matang tidak dipanen,
tandan dipanen tidak dikumpul, brondolan tertinggal di piringan pohon/jalan
pikul, buah tertinggal di pelepah (kurang tandas), tebasan dan tumpukan
pelepah. Sedangkan pemeriksaan di TPH dilakukan oleh kerani panen meliputi :
tandan afkir, tandan mentah, tandan cangkem kodok (huruf V), susunan tandan,
kebersihan tandan dan brondolan. Sampel pemeriksaan diambil pada setiap dua
jalan pikul per ancak panen, sedangkan TPH sebanyak 10 - 20 tandan/pemanen.
Pemeriksaan dilakukan oleh mandor panen, mandor 1, kerani, dan asisten divisi.
Misal : Pemanen A memanen 110 janjang untuk golongan
3D. Dengan ketentuan (1 HK= Rp 92 450; basis panen 55 janjang ; BJR=20 kg ;
Premi dapat basis = Rp 700,- ; Premi
lewat basis ( BJR<22kg= Rp. 877,-/janjang dan BJR>22kg= Rp.
921,-/janjang) ; Insentif 1 untuk 90 janjang = Rp. 2 300,- dan insentif 2 untuk
115 janjang = Rp 3 500,-) .

=

Jadi
hasil yang diperoleh pemanen pada hari ini adalah Rp 143 685 ,- setelah ditambah premi yang didapatkan pemanen.
Besar kecilnya penghasilan pemanen bergantung pada jumlah buah yang didapat
dari hasil produksi.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan dapat
disimpulkan pelaksanaan
panen memerlukan pengawasan yang ketat oleh supervisi,
asisten divisi, asisten kepala, dan manajer melalui kegiatan inspeksi
panen. Pada saat produksi tinggi, maka pengawasan
terhadap buah tinggal dan pengangkutan TBS ke pabrik menjadi prioritas utama karena dapat membuat persentase brondolan
meningkat. Sebaliknya, pada saat produksi rendah maka pengawasan pada kriteria matang panen perlu diprioritaskan untuk mencegah buah mentah dipanen.
Pengawasan
pada proses panen sangat perlu dilakukan denga baik dan terstruktur agar tidak
terjadi kehilangan hasil atau losis dari hasil panen yang didapatkan.
Pengawasan buah matang panen sangat diperlukan oleh krani agar produksi yang
dihasilkan matang semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon di koment ya....