Rabu, 14 Desember 2016

Pemanenan dan Inspeksi Panen

Laporan Pemanenan dan Inspeksi Panen


A Septianto
J3Z414018









300px-Logo_IPB.svg.png








PROGRAM KEAHLIAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman komersial penghasil minyak nabati yang paling banyak sehingga tanaman ini mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi. Iklim tropis Indonesia dengan curah hujan yang tinggi serta sinar matahari yang ada sepanjang tahun sangat sesuai untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari pengembangan kelapa sawit secara intensifikasi dan ekstensifikasi. Teknik budidaya tanaman kelapa sawit telah menunjukkan pengembangan teknik budidaya yang baik. Perkembangan itu terlihat dari perluasan lahan perkebunan kelapa sawit yang terus meningkat.
Perkebunan kelapa  sawit  merupakan  jenis  usaha  jangka  panjang  yang memerlukan teknik budidaya yang baik. Kelapa sawit yang ditanam pada saat ini baru   akan   dipanen   hasilnya   beberapa   tahun   kemudian.   Sehingga   dalam pengolahan perkebunan, teknik budidaya sangat perlu diperhatikan untuk memperoleh produktivitas yang tinggi.
Dalam kegiatan budidaya kelapa sawit, aspek pemanenan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diperhatikan. Pemanenan merupakan salah satu pekerjaan yang dapat langsung memberi keuntungan bagi perusahaan yang membudidayakan kelapa sawit, baik dari minyak kelapa sawit maupun inti kelapa sawit. Untuk itu diperlukan suatu teknik pemanenan tertentu yang dapat meningkatkan produksi kelapa sawit secara berkelanjutan tanpa mengurangi kualitas produk turunannya.
b.      Tujuan
Adapun tujuan  dari praktikum yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui cara panen yang benar pada tanaman kelapa sawit serta kriteria matang panen yang sesuia.
2.      Mengetahui tujuan dilakukannya inspeksi panen pada ancak dan proses pelapsanaannya.




METODE PRAKTIKUM
a.      Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pelaksaan praktikum antara lain egrek, kapak, ember , karung, angkong (disediakan kebun) dan alat tulis. Sedangkan bahan yang diperlukan ialah luasan ancak dalam satu blok  kebun yang dipanen.

b.      Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktikum Pemanenan ini dilakukan pada 02 Maret 2016 bertempat di Divisi 1 Sungai Rungau Estate.

c.       Pelaksanaan
Praktikum dilaksanakn mulai pukul 07:00 hingga pukul 13:00 atau hingga kegiatan panen selesai pada setiap ancak panen yang diikuti. Pertama pemberian pengarahan tentang panen oleh traner serta cara panen dan apa saja yang harus dilakukan oleh pengawas dalam inspeksi panen. Kemudian praktikan dibagi kedalam tiga kemandoran dengan masing-masing kemandoran ada 11 orangg praktikan. Setiap praktikan akan mengikuti satu orang pemanen dan satu orang pemberondol. Praktikan melkukan tatacara panen dari pemotongan buah di pohon, pengutipan brondolan di piringan, pemotongan tangkai buah di piringan, dan pengangkutan buah ke TPH. Di TPH buah disusun tiga-tiga untuk memudahkan pengangkutan mekanis. Brondolan diletakkan dikarung dengan masing-masing karung 2 ember brondolan. Praktikan mencatat hasil yang didapat oleh pemanen yaitu jumlah TBS dan kg brondolan yang dipanen. Setelah itu melakukan inspeksi panen dengan mengecek setiap pasar pikul apakah ada buah yang tertinggal di pohon, di piringan, dan brondolan yang tidak dikutip.







PEMBAHASAN

Panen merupakan salah satu kegiatan yang paling penting pada tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan perawatan tanaman, kegiatan panen dan penanganan pasca panen yang baik juga merupakan faktor terpenting dalam menentukan dalam pencapaian produksi yang maksimal. Melihat pentingnya kegiatan panen dan penanganan pasca panen perlu memperhatikan rangkaian sistem kegiatan panen dan penanganan pasca panen yang baik dan terorganisir. Sistem kegiatan panen dan pasca panen yang perlu diperhatikan seperti persiapan panen, rotasi dan pusingan panen, sistem dan perawatan ancak panen, sensus produksi panen, pelaksanaan panen, pengawasan dan pemeriksaan panen, pengangkutan hasil panen ke PKS.
Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen berikutnya pada kadveld panen yang sama. Rotasi panen sangat bergantung pada kerapatan panen, luas areal, dan jumlah tenaga kerja panen. Sedangkan pusingan panen adalah waktu yang diperlukan dalam 1 kali rotasi panen, satuan dari pusingan panen dinyatakan dalam jumlah hari.
Sistem ancak panen bergantung pada keadaan topografi lahan dan ketersediaan tenaga kerja. Sistem panen terdiri atas dua yaitu ancak tetap dan giring. Ancak tetap adalah setiap pemanen diberikan ancak panen yang sama dengan luasan tertentu dan harus selesai pada hari tertentu. Ancak giring adalah setiap pemanen diberikan ancak per baris tanaman dan digiring bersama-sama. Sistem panen yang diterapkan di perkebunan besar pada umumnya menerapkan sistem ancak giring, dan sistem ancak tetap.
Pada kegiatan panen yang di ikuti praktikan menggunakan sistem ancak giring tetap. Yaitu pemanen memliki ancak masing pada setiap blok yang harus diselesaikan dari blok paling ujung terus bergerak ke blok berikutnya. Stelah selesai pada blok pertama pemaene melanjutkan ke blok berikutnya. Panen dilakukan hingga sampai pada pasar tengah atau jalan control kemudian buah di angkut menggunakan angkong ke TPH. Dengan sistem ancak giring tetap memudahkan proses pengangkutan buah dari TPH agar truk tidak bolak balik pada satu blok yang sama beberapa kali. Pengontrolan buah menjadi lebih mudah oleh asisten pada setiap CR untuk menghindari pencurian dan buah tertinggal menjadi semakin kecil. Pengawasan pada buah restan juga menjadi semakin mudah dan tidak memerlukan tenaga yang terlalu banyak.
Pemeriksaan dan pengawasan (inspeksi) panen dilakukan di lapangan dan di TPH. Pemeriksaan di lapangan dilakukan oleh mandor panen meliputi tandan matang tidak dipanen, tandan dipanen tidak dikumpul, brondolan tertinggal di piringan pohon/jalan pikul, buah tertinggal di pelepah (kurang tandas), tebasan dan tumpukan pelepah. Sedangkan pemeriksaan di TPH dilakukan oleh kerani panen meliputi : tandan afkir, tandan mentah, tandan cangkem kodok (huruf V), susunan tandan, kebersihan tandan dan brondolan. Sampel pemeriksaan diambil pada setiap dua jalan pikul per ancak panen, sedangkan TPH sebanyak 10 - 20 tandan/pemanen. Pemeriksaan dilakukan oleh mandor panen, mandor 1, kerani, dan asisten divisi.
Misal : Pemanen A memanen 110 janjang untuk golongan 3D. Dengan ketentuan (1 HK= Rp 92 450; basis panen 55 janjang ; BJR=20 kg ; Premi dapat basis = Rp 700,-  ; Premi lewat basis ( BJR<22kg= Rp. 877,-/janjang dan BJR>22kg= Rp. 921,-/janjang) ; Insentif 1 untuk 90 janjang = Rp. 2 300,- dan insentif 2 untuk 115 janjang = Rp 3 500,-) .
Rounded Rectangle: = 1HK+Premi dapat basis+ Premi lewat basis BJR<22kg+Insentif 1

Yang diperoleh ialah :
=                                                                                                                     
Rounded Rectangle: = Rp. 92 450 + Rp 700 + (Rp 877x55)+ Rp 2 300 = Rp 143 685 ,- 


Jadi hasil yang diperoleh pemanen pada hari ini adalah Rp  143 685 ,- setelah ditambah premi yang didapatkan pemanen. Besar kecilnya penghasilan pemanen bergantung pada jumlah buah yang didapat dari hasil produksi.





KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan pelaksanaan panen memerlukan pengawasan yang ketat oleh supervisi, asisten divisi, asisten kepala, dan manajer melalui kegiatan inspeksi panen. Pada saat produksi tinggi, maka pengawasan terhadap buah tinggal dan pengangkutan TBS ke pabrik menjadi prioritas utama karena dapat membuat persentase brondolan meningkat. Sebaliknya, pada saat produksi rendah maka pengawasan pada kriteria matang panen perlu diprioritaskan untuk mencegah buah mentah dipanen.
Pengawasan pada proses panen sangat perlu dilakukan denga baik dan terstruktur agar tidak terjadi kehilangan hasil atau losis dari hasil panen yang didapatkan. Pengawasan buah matang panen sangat diperlukan oleh krani agar produksi yang dihasilkan matang semuanya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon di koment ya....