a. Tujuan
Mengukur
titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit serta faktor – factor yang
mempengaruhinya.
b. Landasan Teori
c. Alat dan Bahan
·
Alat
1. Thermometer
2. Tabung
reaksi
3. Rak
tabung
4. Gelas
kimia 250 mL
5. Klip
6. Bunsen
7. Batang
statis
8. Kawat
kasa
·
Bahan
1. Spiritus
2. Garam
3. H2O
4. Larutan
CO(NH2)2 1 molal
5. Larutan
CO(NH2)2 2 molal
6. Laruran
NaCl 1 molal
7. Larutan
NaCl 2 molal
d. Langkah Kerja
1. Ambillah
gelas kimia, kemudian isi air sebanyak 200 mL dan ditambahkan 5 sendok garam.
2. Letakkan
tabung reaksi tersebut diatas kaki tiga
3. Panaskan
air hingga suhunya mencapai diatas 112°C
4. Masukkan
larutan kedalam pemanas, kemudian masukkan thermometer yang dijepit klem. Catat
perubahan suhunya setip 10 detik sekali sampai titik didih larutan konstan
5. Ulangi
langkah 4 untuk larutan yang berbeda
e.
Tabel
Pengamatan
t(s)
|
H2O
|
CO(NH2)2 1m
|
CO(NH2)2 2m
|
NaCl 1m
|
Nacl 2m
|
0
|
29°C
|
30°C
|
30°C
|
30°C
|
30°C
|
10
|
81°C
|
88°C
|
78°C
|
63°C
|
75°C
|
20
|
87°C
|
89°C
|
81°C
|
70°C
|
80°C
|
30
|
87°C
|
89°C
|
84°C
|
75°C
|
85°C
|
40
|
91°C
|
90°C
|
86°C
|
79°C
|
89°C
|
50
|
93°C
|
91°C
|
87°C
|
82°C
|
92°C
|
60
|
94°C
|
92°C
|
89°C
|
84°C
|
94°C
|
70
|
96°C
|
93°C
|
90°C
|
87°C
|
96°C
|
80
|
98°C
|
95°C
|
91°C
|
88°C
|
98°C
|
90
|
99°C
|
96°C
|
92°C
|
90°C
|
100°C
|
100
|
100°C
|
97°C
|
93°C
|
91°C
|
101°C
|
110
|
101°C
|
98°C
|
93°C
|
93°C
|
101°C
|
120
|
101°C
|
100°C
|
|
94°C
|
|
130
|
|
101°C
|
|
95°C
|
|
140
|
|
101°C
|
|
97°C
|
|
150
|
|
|
|
98°C
|
|
160
|
|
|
|
99°C
|
|
170
|
|
|
|
101°C
|
|
180
|
|
|
|
101°C
|
|
f.
Pembahasan
Air
(H2O) pada suhu ruangan
mempunyai suhu 29°C , setelah air
dipanaskan dalam waktu 10 detik pertama air (H2O) mempunyai suhu 81°C,
dari detik ke 20 sampai detik ke 100 dalam
rentang 10 detik, rata-rata suhu air (H2O) meningkat 2,125°C.
Sementara itu pada detik ke 110 sampai detik ke 120 suhu air (H2O)
konstant dengan suhu 101°C.
Urea
CO(NH2)2 1 molal pada suhu ruangan mempunyai suhu 30°C,
setelah Urea CO(NH2)2 1 molal di panaskan dalam waktu 10
detik pertama urea mempunyai suhu 78°C,
dari detik ke 20 sampai detik ke 90 dalam rentang 10 detik rata-rata suhu
larutan urea 2 molal meningkat 1,09°C.
Sementara itu pada detik ke 130 sampai detik ke 140 suhu urea 1 molal constant
dengan suhu 101°C.
Urea
CO(NH2)2 2 molal pada suhu ruangan mempunyai suhu 30°C,
setelah Urea CO(NH2)2 2 molal di panaskan dalam waktu 10
detik pertama urea mempunyai suhu 78°C,
dari detik ke 20 sampai detik ke 100 dalam rentang 10 detik rata-rata suhu larutan urea 1 molal meningkat
1,56°C.
Sementara itu pada detik ke 100 sampai detik ke 110 suhu urea 1 molal konstant
dengan suhu 93°C.
NaCl
1 molal pada suhu ruangan mempunyai suhu 30°C,
setelah di panaskan dalam waktu 10 detik pertama NaCl 1 molal mempunyai suhu 63°C,
dari detik ke 20 sampai detik ke 170 dalam rentang 10 detik rata-rata suhu larutan NaCl 1 molal meningkat
2,22°C.
Sementara itu pada detik ke 170 sampai detik ke 180 suhu NaCl 1 molal konstant
dengan suhu 101°C.
NaCl
2 molal pada suhu ruangan mempunyai suhu 30°C,
setelah di panaskan dalam waktu 10 detik pertama NaCl 2 molal mempunyai suhu 63°C,
dari detik ke 20 sampai detik ke 170 dalam rentang 10 detik rata-rata suhu larutan NaCl 2 molal meningkat
2,22°C.
Sementara itu pada detik ke 170 sampai detik ke 180 suhu NaCl 2 molal konstant
dengan suhu 101°C.
g.
Jawab
Pertanyaan
1. Jelaskan
pengaruh molalitas terhadap titik didih:
a. Larutan
CO(NH2)2
b. Larutan
NaCl
Jawab:
a. Larutan
urea CO(NH2)2 2 molal dengan larutan CO(NH2)2
1 molal terdapat perubahan titik didih karena molalitas antara 1 dengan 2 molal
apabila di kalikan dengan tetapan kenaikan titik didih, maka larutan urea
1molal lebih cepat mendidih dibandingkan dengan 2 molal. Karena molekul
terlarut akan membuat larutan sukar untuk menguap sehingga di butuhkan energy
yang besar, yang menyebabkan titik didih besar.
b.
larutan NaCl 1 molal dengan larutan urea 2 molal titik terdapat
perubahan titik didih karena molalitas antara 1 dengan 2 molal apabila di
kalikan dengan tetapan kenaikan titik didih, maka larutan urea 1molal lebih
cepat mendidih dibandingkan dengan 2 molal. Karena molekul terlarut akan
membuat larutan sukar untuk menguap sehingga di butuhkan energy yang besar,
yang menyebabkan titik didih besar.
2.
Untuk molalitas yang sama antara larutan
NaCl dengan CO(NH2)2, bagaimana titik didihnya?
Jawab:
Titik didih larutan CO(NH2)2
akan lebih cepat
mendidih dibandingkan dengan larutan NaCl walaupun molalitasnya sama yang
menyebabkan titik didihnya berbeda Karena larutan NaCl merupakan larutan
electrolit sehingga harus di kalikan dengan vactor vant hoff, vactor van’t hoff
menyebabkan larutan NaCl akan lebih tinggi titik didihnya di bandingkan dengan
larutan CO(NH2)2.
3.
Apakah fungsi garam pada larutan pemanas
?
Jawab:
Fungsi garam pada larutan pemanas yaitu
untuk menaikkan titik didih larutan yang
di gunakan untuk memanaskan larutan yang akan di ukur titik didihnya, sehingga
suhu larutan pemanas akan terjaga suhunya pada 112°C.
h.
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami
lakukan mengenai titik didih larutan dapat kami simpulkan bahwa antara larutan
urea 1 molal dengan 2 molal titik didihnya terdapat perbedaan yaitu larutan urea 2 molal lebih cepat
mendidih dari pada larutan urea 1 molal. Sedangkan larutan NaCl 1 molal dengan
larutan NaCl 2 molal tidak ada perubahan mengenai titik didihnya, akan tetapi
larutan NaCl 2 molal lebih cepat
mendidih di bandingkan dengan larutan NaCl 1 molal. Maka berdasarkan penelian
ini, kami berkesimpulan bahwa kemolalan larutan berpengaruh terhadap titik
didihnya walaupun titik didihnya tidak berubah yang membedakan hanyalah waktu
yang di perlukan suatu larutan untuk mendidih.
B. Saran
Untuk praktikum ke depan di perlukan
ketelitian dan kecermatan peneliti dalam melakukan percobaan. Sehingga
mendapatkan data penelitian yang akurat dan falid terhadap referensi yang ada. Serta
kejelian untuk mengamati data pada alat yang digunakan dalam praktikum.
y
I.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon di koment ya....