MENGUJI KANDUNGAN DARI
URINE
I.
LATAR
BELAKANG
Semua makhluk
hidup melakukan metabolisme untuk kelangsungan hidupnya. Kata metabolism
berasal dari bahasa Yunani, yaitu metabellin yang artinya mengubah.
Proses metabolisme sendiri merupakan suatu proses di dalam sel tubuh makhluk
hidup yang mengubah molekul kompleks yang kaya energi menjadi molekul sederhana
dengan menghasilkan energi. Salah satu contoh proses metabolisme yang terjadi
di dalam tubuh makhluk hidup, yaitu proses pembakaran bahan makanan untuk
menghasilkan energi. Di samping dihasilkan energi, pada proses metabolisme juga
dihasilkan zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Zat-zat sisa hasil
dari proses metabolisme, seperti urine harus dikeluarkan dari dalam tubuh,
karena jika tidak dikeluarkan akan terakumulasi menjadi racun. Hal ini tentu
merugikan kelangsungan hidup makhluk hidup itu sendiri. Zat-zat sisa itu
kemudian diangkut oleh darah menuju alat-alat pengeluaran (ekskresi).
Sistem Ekskresi pada Manusia
Alat-alat
ekskresi atau pengeluaran yang terdapat pada manusia dan hewan vertebrata pada
umumnya terdiri dari ginjal, kulit, paru-paru, hati, dan anus. Melalui alat-alat
tersebut, zat-zat sisa hasil metabolisme yang tidak dimanfaatkan lagi di dalam
tubuh akan dikeluarkan. Setiap organ atau alat pengeluaran tersebut memiliki
fungsi tersendiri. Jenis-jenis zat sisa yang dikeluarkan akan disesuaikan
dengan alat pengeluaran yang digunakan untuk mengeluarkannya.
Ginjal
Ginjal adalah
salah satu organ ekskresi pada
manusia. Ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan
membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urine. Manusia memiliki
sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini
terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian
atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga
disebut kelenjar suprarenal). Aliran darah ginjal berasal dari arteri
renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis, sedangkan yang
mengalirkan darah balik adalah vena renalis yang merupakan cabang vena kava inferior.
Sistem arteri ginjal adalah tidak ada anastomosis ke cabang arteri lain.
Bagian
paling luar dari ginjal disebut korteks
(kulit ginjal), bagian lebih dalam disebut medulla
(sumsum ginjal), bagian paling dalam disebut pelvis
renalis (rongga ginjal). Ginjal dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan
mengkilap yang disebut kapsula fibrosa
ginjal dan diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelahatas
ginjal terdapat kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus oleh fasia gerota. Unit
fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat
berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa.
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam
tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul
yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.
Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan
kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah
nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang
dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung
gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada
dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran
darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki
pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding
epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya
tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan
masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan
ginjal lewat arteri eferen. Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan
berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
- Kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
- Lapisan kaya protein sebagai membran dasar
- Selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Tubulus
ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman yaitu bagian yang mengalirkan
filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus kontortus proksimal. Bagian
selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara
pada tubulus kontortus distal. Lengkung
Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle. Lengkung
Henle menjaga gradien osmotik dalam
pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus
memiliki banyak mitokondria yang
menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk
menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Cairan menjadi
makin kental disepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urine, yang
kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.
Urine
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa
yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan
tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urine sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urine
disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya
dibuang keluar tubuh melalui uretra. Secara umum urine berwarna kuning. Secara kimiawi kandungan
zat dalan urine diantaranya dapat berupa nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat),
asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa
metabolisme lemak, ion-ion elektrolit, hormone, zat toksin (obat, vitamin dan
zat kimia asing). Volume urine normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume
tersebut dipengaruhi banyak faktor di antaranya suhu, zat-zat diuretika (teh,
alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.
Interpretasi warna urine dapat menggambarkan kondisi kesehatan
organ dalam seseorang:
a. Keruh: kekeruhan pada urine dapat
disebabkan adanya partikel padat pada urine seperti bakteri, sel epithel,
lemak, atau Kristal-kristal mineral.
b. Pink, merah muda atau merah: warna
urine seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan
tertentu seperti blueberry dan gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai
tanda adanya pendarahan di sistem urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal,
infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
c. Coklat muda seperti warna air teh:
warna ini merupakan indikator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti
hepatitis atau serosis.
d. Kuning gelap: warna ini disebabkan
banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman
berenergi.
II.
TUJUAN
1. Menguji
kandungan amoniak dalam urine.
2. Menguji
kandungan protein dalam urine.
3. Menguji
kandungan glukosa dalam urine.
4. Menguji
kandungan amilum dalam urine.
III.
ALAT
DAN BAHAN
1. Tabung
reaksi
2. Penjepit
3. Bunsen
4. Pipet
tetes
5. Urine ♂ dan urine ♀
6. Reagen
fehling A
7. Reagen
fehling B
8. Reagen
lugol
9. Reagen
biuret (CuSO4 + NaOH)
10. Tisu
11. Gelas
kimia
12. Air
IV.
LANGKAH
PERCOBAAN
1. Siapkan
4 urine ♂ dan 4 urine ♀ secukupnya dalam 8 tabung reaksi yang
berbeda.
·
Menguji
kandungan amoniak
1. Siapkan
urine ♂ dan
urine ♀ . Kemudian gunakan
penjepit untuk menjepit tabung reaksi tersebut untuk dipanaskan dengan
menggunakan bunsen selama ± 1 menit.
2. Goyangkan
tabung reaksi sampai
mendidih, kemudian cium aroma
pada urine tersebut apakah ada aroma
yang menyengat. Jika ada berilah
tanda positif (+) pada tabel
pengamatan dan jika tidak ada berilah
tanda negatif (−) pada tabel pengamatan.
·
Menguji
kandungan protein
1. Urine
♂ dan
urine ♀ yang sudah ada pada
tabung reaksi, masing-masing diberi 2 tetes larutan biuret.
2. Amati
perubahan warna pada larutan biuret tersebut. Sampel akan berwarna ungu bila
mengandung protein.
3. Catat
pada tabel.
·
Menguji
kandungan glukosa
1. Urine
♂ dan
urine ♀ yang sudah ada pada
tabung reaksi, masing-masing diberi
2 tetes larutan fehling A dan fehling B.
2. Hidupkan
bunsen dan panaskan tabung
reaksi tersebut di atas
api dengan menggunakan penjepit tabung reaksi, ± selama 1 menit.
3. Amati
perubahan warna pada larutan tersebut.
Apabila mengandung glukosa, maka larutan
akan berwarna merah bata.
4. Catat
pada tabel.
·
Menguji
kandungan amilum
1. Urine
♂ dan
urine ♀ yang sudah ada pada
tabung reaksi, masing-masing diberi
2 tetes larutan lugol.
2. Amati
perubahan warna pada larutan lugol tersebut. Sampel akan berwarna biru tua bila
mengandung amilum.
3.
Catat pada tabel.
V.
HASIL PENGAMATAN
Kelompok
|
Sampel
Urine
|
Aroma
Amoniak
|
Warna
Sampel
|
||
Glukosa
|
Amilum
|
Protein
|
|||
1
|
♂
|
+
|
Abu-abu
|
Kuning
|
Biru tua
|
♀
|
++
|
Abu-abu
|
Kuning
|
Biru tua
|
|
2
|
♂
|
+
|
Biru kehijauan
|
Kuning bening
|
Biru tua
|
♀
|
+++
|
Biru kehijauan
|
Kuning bening
|
Biru tua
|
|
3
|
♂
|
+++
|
Abu-abu
|
Kuning bening
|
Biru
|
♀
|
++
|
Abu-abu
|
Kuning bening
|
Biru
|
|
4
|
♂
|
++
|
Hijau kebiruan
|
Kuning bening
|
Biru muda
|
♀
|
+
|
Hijau kebiruan
|
Kuning bening
|
Biru muda
|
|
5
|
♂
|
++
|
Hijau kebiruan
|
Kuning bening
|
Hijau kebiruan
|
♀
|
++
|
Hijau kebiruan
|
Kuning bening
|
Biru
|
Keterangan:
v ♂ = sampel
urine laki-laki
v ♀ = sampel
urine perempuan
v + = aroma
amoniak dalam kategori biasa
v ++ = aroma
amoniak dalam kategori sedang
v +++ = aroma amoniak dalam kategori sangat menyengat.
VI.
PEMBAHASAN
1. Jika
aroma amoniak tercium pekat, bagaimanakah kondisi kesehatan pemilik urine?
Jawab:
Jika aroma amoniak
tercium pekat maka pemilik urine mempunyai kondisi yang normal. Pada tubulus
kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa yang tidak diperlukan lagi
oleh tubuh seperti amoniak (NH3), sehingga urine menjadi berbau (sangat
pesing) saat dikeluarkan oleh tubuh.
2. Jika
didapat warna merah bata pada uji glukosa, bagaimanakah kondisi kesehatan
pemilik urine?
Jawab:
Jika didapat warna
merah bata pada uji glukosa maka pemilik urine memiliki penyakit diabetes
militus. Keberadaan glukosa dalam urine, yang disebut
glukosuria, juga dapat disebabkan oleh gangguan hormonal, penyakit hati,
obat-obatan, dan kehamilan.
3. Jika
didapat warna biru tua pada uji amilum, bagaimanakah kondisi kesehatan pemilik
urine?
Jawab:
Jika didapat warna biru
tua pada uji amilum maka pemilik urine memiliki penyakit
ketoasidosis diabetik.
4. Jika
didapat warna ungu pada uji protein, bagaimanakah kondisi kesehatan pemilik
urine?
Jawab:
Jika didapat warna ungu
pada uji protein maka pemilik urine sedang mengalami demam, kehamilan dan
proteinuria.
Dalam
keadaan normal, protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh glomerulus
sehingga tidak mungkin terdapat
di dalam urine. Protein darah merupakan molekul yang memiliki ukuran molekul
yang sangat besar sehingga pada manusia
yang normal, tidak akan bisa menembus saringan ginjal pada bagian glomerulus.
Jika ditemukan protein di dalam urine, itu artinya saringan yang ada di
glomerulus tersebut telah rusak. Dengan rusaknya saringan di glomerulus maka
dapat menyebabkan zat-zat
lain yang seharusnya disaring oleh glomerulus juga akan ikut lewat. Jika telah melewati saringan di
glomerulus, protein tidak akan direabsorpsi lagi pada bagian tubulus sehingga
akan keluar melalui urine. Berbeda dengan zat-zat lain yang ukuran molekulnya lebih
kecil, seperti glukosa, yang masih bisa reabsorpsi pada bagian tubulus.
5. Jelaskan
proses pembentukan urine!
Jawab:
Di dalam ginjal terjadi serangkaian
proses pembentukan urine. Proses
pembentukan urine meliputi tiga tahapan yaitu :
1)
Tahap penyaringan (filtrasi)
Filtrasi
terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat glomerulus yang dikelilingi
oleh kapsula Bowman dan
menghasilkan urine primer (filtrate glomerulus). Proses filtrasi terjadi ketika darah
yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan
molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga
mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut, melewati pori-pori
endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan molekul protein.
Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi, masuk ke dalam
ruang kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsula Bowman disebut
filtrat glomerulus atau urine primer. Urine primer ini
mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea dan ion anorganik. Glukosa,
ion anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh.
2)
Tahap penyerapan kembali
(reabsorpsi)
Pada tahap ini terjadi proses
penyerapan kembali zat-zat yang terkandung di dalam urine primer yang masih berguna bagi tubuh di tubulus
kontortus proksimal. Hasil reabsorpsi berupa urine
sekunder (filtrate tubulus). Proses tahap ini dilakukan oleh sel-sel epitelium diseluruh tubulus ginjal. Banyaknya
zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang
direabsorpsi antara lain adalah: glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+,
Ca2+, Cl-, HCO3-,dan HbO42-.
Proses
reabsorpsi: mula-mula urine primer masuk dari glomerulus ke
tubulus kontortus proksimal, kemudian mulai direabsorpsi hingga mencapai
lengkung Henle. Setiba di lengkung
Henle, volume filtrat telah berkurang. Kandungan urine
sekunder adalah air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi
warna dan bau pada urine.
3) Tahap
pengeluaran zat (augmentasi)
Pengaturan kadar air pada urine sekunder terjadi pada tahap ini di tubulus kontortus distal dengan
bantuan hormon antidiuretik (ADH) hingga membentuk urine sejati. Proses
Augmentasi: urine sekunder masuk ke dalam tubulus kontortus distal, di dalam
tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak
digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif terhadap ion Na+ dan Cl-
dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine
yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya
akan disalurkan ke tubulus kolektivus ke pelvis renalis disini terdapat urine
sesungguhnya. Dari kedua ginjal, urine sejati dialirkan
oleh pembuluh ureter ke kantong urinaria (vesika urinearia) kemudian melalui
uretra, urine akan dikeluarkan dari tubuh.
VII.
KESIMPULAN DAN SARAN
VII.I KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kita
lakukan dapat disimpulkan bahwa urine
dapat digunakan sebagai media untuk menguji kesehatan dari pemilik urine
tersebut. Kandungaan di dalam urine manusia normal (tidak sakit) tidak ditemukan
adanya amilum, glukosa, dan protein. Tetapi ditemukan adanya amoniak di dalam urine yang menyebabkan urine tersebut berbau
menyengat (pesing).
VII.II SARAN
Dalam
praktikum selanjutnya diharapkan
pengamat menyiapkan objek pengamatan yang lebih beragam. Melakukan
langkah-langkah praktikum
dengan benar dan kerjasama juga harus lebih ditingkatkan agar pengamat dapat
mendapatkan hasil pengamatan yang sesuai dengan tujuan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon di koment ya....