Mengukur Titik Didih Larutan
I.
Tujuan
Mengukur titik didih larutan elektrolit
dan non elektrolit serta faktor – factor yang mempengaruhinya.
II.
Landasan
Teori
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak
bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan. Banyaknya partikel dalam
larutan ditentukan oleh konsentrasi
larutan dan sifat Larutan itu
sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan
jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Bila suatu zat
terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat larutan itu berbeda dari pelarut
murni.
Terdapat empat
sifat fisika yang penting, yang berubah secara perbandingan lurus dengan
banyaknya partikel zat terlarut yang terdapat, yaitu :
1. Tekanan uap.
2. Titik beku.
3. Titik didih.
4. Tekanan osmotic.
Titik didih normal
dari suatu cairan murni atau larutan adalah suhu pada saat tekanan uap mencapai
1 atm (760 mmHg). Selain itu, titik didih juga bisa diartikan sebagai suhu saat
tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada
permukaan). Larutan
dapat dibagi menjadi dua berdasarkan nilai titik didih zat terlarut. Pertama
adalah titik didih zat terlarut lebih kecil daripada pelarutnya sehingga zat
terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih besar
daripada pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut lebih dulu menguap. Kenaikan
titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya.
Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih
larutan sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb). Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
ΔT = Kb . m/ ΔT = Kb . m
. i→ untuk larutan elektrolit
Keterangan:
ΔT = kenaikan titik didih molal
Kb = tetapan kenaikan
titik didih molal
m
= molalitas larutan
III.
Alat
dan Bahan
·
Alat
1. Thermometer
2. Tabung
reaksi
3. Rak
tabung
4. Gelas
kimia 250 mL
5. Klip
6. Bunsen
7. Batang
statis
8. Kawat
kasa
·
Bahan
1. Spiritus
2. Garam
3. H2O
4. Larutan
CO(NH2)2 1 molal
5. Larutan
CO(NH2)2 2 molal
6. Laruran
NaCl 1 molal
7. Larutan
NaCl 2 molal
IV.
Langkah
Kerja
1. Ambillah
gelas kimia, kemudian isi air sebanyak 200 mL dan ditambahkan 5 sendok garam.
2. Letakkan
gelas kimia tersebut diatas kaki tiga.
3. Panaskan
air hingga suhunya mencapai diatas 112°C. Jika larutan garam sudah larut semua
dan belum mencapai suhu 112°C, tambahkan kembali garam secukupnya hingga suhu
tercapai.
4. Masukkan
larutan kedalam pemanas, kemudian masukkan thermometer yang dijepit klem. Thermometer
tidak boleh menyentuh dinding tabung reaksi. Catat perubahan suhunya setip 10
detik sekali sampai titik didih larutan konstan.
5. Ulangi
langkah 4 untuk larutan yang berbeda.
V.
Table
Pengamatan
t(s)
|
H2O
|
CO(NH2)2 1m
|
CO(NH2)2 2m
|
NaCl 1m
|
Nacl 2m
|
0
|
29°C
|
30°C
|
30°C
|
30°C
|
30°C
|
10
|
81°C
|
88°C
|
78°C
|
63°C
|
75°C
|
20
|
87°C
|
89°C
|
81°C
|
70°C
|
80°C
|
30
|
87°C
|
89°C
|
84°C
|
75°C
|
85°C
|
40
|
91°C
|
90°C
|
86°C
|
79°C
|
89°C
|
50
|
93°C
|
91°C
|
87°C
|
82°C
|
92°C
|
60
|
94°C
|
92°C
|
89°C
|
84°C
|
94°C
|
70
|
96°C
|
93°C
|
90°C
|
87°C
|
96°C
|
80
|
98°C
|
95°C
|
91°C
|
88°C
|
98°C
|
90
|
99°C
|
96°C
|
92°C
|
90°C
|
100°C
|
100
|
100°C
|
97°C
|
93°C
|
91°C
|
101°C
|
110
|
101°C
|
98°C
|
93°C
|
93°C
|
101°C
|
120
|
101°C
|
100°C
|
|
94°C
|
|
130
|
|
101°C
|
|
95°C
|
|
140
|
|
101°C
|
|
97°C
|
|
150
|
|
|
|
98°C
|
|
160
|
|
|
|
99°C
|
|
170
|
|
|
|
101°C
|
|
180
|
|
|
|
101°C
|
|
VI.
Pembahasan
Air (H2O) pada suhu ruangan mempunyai suhu 29°C ,
setelah air dipanaskan dalam waktu 10 detik pertama air (H2O) mempunyai suhu 81°C, dan pada detik ke 20
suhu air meningkat menjadi 87°C, pada detik ke 30 suhu air masih sama yaitu
87°C ,pada detik ke 40 suhu meningkat menjadi 91°C, dari detik ke 50 sampai
detik ke 110 suhu air mengalami peningkatan dari 93°C sampai pada suhu 101°C, rata-rata
kenaikan suhu air (H2O) pada interval waktu 10 detik adalah 2,125°C.
Sementara itu pada detik ke 110 sampai detik ke 120 suhu air (H2O)
tidak mengalami perubahan dengan suhu 101°C. Maka titk didih air adalah 101°C.
Urea CO(NH2)2 1 molal pada
suhu ruangan mempunyai suhu 30°C, setelah Urea CO(NH2)2 1
molal di panaskan dalam waktu 10 detik pertama urea mempunyai suhu 88°C, pada
detik ke 20 suhu meningkat menjadi 89°C,pada detik ke 30 suhu belum mengalami
peningkatan, pada detik ke 40 suhu bertambah menjadi 90°C, dan dari detik ke 50
sampai detik ke 130 suhu meningkat dari 91°C menjadi 101°C. Rata-rata kenaikan
suhu larutan urea 1 molal pada interval waktu 10 detik adalah 1,125°C.
Sementara itu pada detik ke 130 sampai detik ke 140 suhu urea 1 molal konstant
dengan suhu 101°C. Maka titik didih larutan urea 1 molal adalah 101°C.
Urea CO(NH2)2 2 molal pada
suhu ruangan mempunyai suhu 30°C, setelah Urea CO(NH2)2 2
molal di panaskan dalam waktu 10 detik pertama urea mempunyai suhu 78°C, pada
detik ke 20 suhu meningkat menjadi 81°C, pada detik ke 30 suhu kembali
meningkat menjadi 84°C, pada detik ke 40 sampai detik ke 100 suhu mengalami
peningkatan dari 86°C sampai pada suhu 93°C. Rata-rata kenaikan suhu larutan
urea 1 molal dalam rentang waktu 10 detik adalah 1,56°C. Sementara itu pada
detik ke 100 sampai detik ke 110 suhu urea 2 molal konstant dengan suhu 93°C.
Maka titk didih larutan urea 2 molal adalah 93°C, tapi seharusnya lebih tinggi
dari urea 1 molal, tapi hasil percobaan kami malah sebaliknya.
NaCl 1 molal pada suhu ruangan mempunyai suhu 30°C,
setelah di panaskan dalam waktu 10 detik pertama NaCl 1 molal mempunyai suhu
63°C, pada detik ke 20 meningkat menjadi 70°C, pada detik ke 30 suhu kembali
meningkat menjadi 75°C, dan dari detik ke 40 sampai detik ke 170 suhu mengalami
perubahan dari 79°C menjadi 101°C. Dan dalam rentang waktu 10 detik suhu larutan NaCl 1 molal rata-rata meningkat 2,22°C. Sementara itu pada detik ke
170 sampai detik ke 180 suhu NaCl 1 molal konstant dengan suhu 101°C. Maka
titik didih larutan NaCl 1 molal adalah 101°C.
NaCl 2 molal pada suhu ruangan mempunyai suhu 30°C,
setelah di panaskan dalam waktu 10 detik pertama NaCl 2 molal mempunyai suhu 75°C,
pada detik ke 20 suhu mengalami peningkatan menjadi 80°C, dan dari detik ke 30
sampai detik ke 100 suhu larutan NaCl 2 molal mengalami perubahan dari suhu
85°C menjadi 101°C. Dalam setiap rentang waktu 10 detik rata-rata perubahan suhu larutan NaCl 2 molal adalah 2,36°C. Sedangkan pada detik ke 100 sampai
detik ke 110 suhu NaCl 2 molal konstant dengan suhu 101°C. Jadi, titik didih
larutan NaCl 2 molal adalah 101°C, tapi seharusnya lebih tinggi dari larutan
NaCl 1 molal, tapi hasil percobaan yang kami lakukan menunjukkan suhu titik
didih yang sama, yaitu 101°C.
VII.
Jawaban
Pertanyaan
1.
Jelaskan pengaruh molalitas terhadap
titik didih:
a. Larutan
CO(NH2)2
b. Larutan
NaCl
Jawab:
a. Larutan urea CO(NH2)2 2
molal dengan larutan CO(NH2)2 1 molal terdapat perubahan
titik didih karena molalitas antara 1 dengan 2 molal apabila di kalikan dengan
tetapan kenaikan titik didih, maka larutan urea 1molal lebih cepat mendidih
dibandingkan dengan 2 molal. Karena molekul terlarut akan membuat larutan sukar
untuk menguap sehingga di butuhkan energy yang besar, yang menyebabkan titik
didih besar.
b. larutan NaCl 1 molal dengan larutan urea
2 molal titik terdapat perubahan titik didih karena molalitas antara 1 dengan 2
molal apabila di kalikan dengan tetapan kenaikan titik didih, maka larutan urea
1molal lebih cepat mendidih dibandingkan dengan 2 molal. Karena molekul
terlarut akan membuat larutan sukar untuk menguap sehingga di butuhkan energy
yang besar, yang menyebabkan titik didih besar.
2. Untuk
molalitas yang sama antara larutan NaCl dengan CO(NH2)2,
bagaimana titik didihnya?
Jawab:
Titik didih larutan CO(NH2)2 akan lebih cepat mendidih dibandingkan dengan
larutan NaCl walaupun molalitasnya sama yang menyebabkan titik didihnya berbeda
Karena larutan NaCl merupakan larutan electrolit sehingga harus di kalikan
dengan Vactor Vant Hoff, Vactor Van’t Hoff menyebabkan larutan NaCl akan lebih
tinggi titik didihnya di bandingkan dengan larutan CO(NH2)2.
3. Apakah
fungsi garam pada larutan pemanas ?
Jawab:
Fungsi garam pada larutan pemanas yaitu
untuk menaikkan titik didih larutan yang
di gunakan untuk memanaskan larutan yang akan di ukur titik didihnya, sehingga
suhu larutan pemanas akan terjaga suhunya pada 112°C.
VIII.
Penutup
a. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami
lakukan mengenai titik didih larutan dapat kami simpulkan bahwa antara larutan
urea 1 molal dengan 2 molal titik didihnya terdapat perbedaan yaitu larutan urea 2 molal lebih cepat
mendidih dari pada larutan urea 1 molal. Sedangkan larutan NaCl 1 molal dengan
larutan NaCl 2 molal tidak ada perubahan mengenai titik didihnya, akan tetapi
larutan NaCl 2 molal lebih cepat
mendidih di bandingkan dengan larutan NaCl 1 molal. Maka berdasarkan penelian
ini, kami berkesimpulan bahwa kemolalan larutan berpengaruh terhadap titik
didihnya walaupun titik didihnya tidak berubah yang membedakan hanyalah waktu
yang di perlukan suatu larutan untuk mendidih.
b. Saran
Untuk praktikum ke depan di perlukan
ketelitian dan kecermatan peneliti dalam melakukan percobaan. Sehingga
mendapatkan data penelitian yang akurat dan falid terhadap referensi yang ada.
Serta kejelian untuk mengamati data pada alat yang digunakan dalam praktikum.
Daftar Pustaka
Suharsini, Maria,
DKK.2007.Kimia dan Kecakapan Hidup,
Pelajaran Kimia untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Ganeca Exact.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon di koment ya....