Sabtu, 05 Oktober 2013

kimia praktikum



Mengukur Titik Didih Larutan
      I.            Tujuan
      Mengukur titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit serta faktor – factor yang mempengaruhinya.

   II.            Landasan Teori
        Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat larutan itu berbeda dari pelarut murni.
 Terdapat empat sifat fisika yang penting, yang berubah secara perbandingan lurus dengan banyaknya partikel zat terlarut yang terdapat, yaitu :
1.    Tekanan uap.
2.    Titik beku.
3.    Titik didih.
4.    Tekanan osmotic.
                Titik didih normal dari suatu cairan murni atau larutan adalah suhu pada saat tekanan uap mencapai 1 atm (760 mmHg). Selain itu, titik didih juga bisa diartikan sebagai suhu saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada permukaan). Larutan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan nilai titik didih zat terlarut. Pertama adalah titik didih zat terlarut lebih kecil daripada pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap. Yang kedua adalah zat terlarut lebih besar daripada pelarutnya dan jika dipanaskan pelarut lebih dulu menguap. Kenaikan titik didih larutan bergantung pada jenis zat terlarutnya.
               Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb). Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

ΔT = Kb .  m/ ΔT = Kb .  m . i→ untuk larutan elektrolit

Keterangan:

 ΔT = kenaikan titik didih molal
Kb  = tetapan kenaikan titik didih molal
m    = molalitas larutan

III.            Alat dan Bahan

·         Alat
1.      Thermometer
2.      Tabung reaksi
3.      Rak tabung
4.      Gelas kimia 250 mL
5.      Klip
6.      Bunsen
7.      Batang statis
8.      Kawat kasa
·         Bahan
1.      Spiritus
2.      Garam
3.      H2O
4.      Larutan CO(NH2)2 1 molal
5.      Larutan CO(NH2)2   2 molal
6.      Laruran NaCl 1 molal
7.      Larutan NaCl 2 molal

IV.            Langkah Kerja

1.      Ambillah gelas kimia, kemudian isi air sebanyak 200 mL dan ditambahkan 5 sendok garam.
2.      Letakkan gelas kimia tersebut diatas kaki tiga.
3.      Panaskan air hingga suhunya mencapai diatas 112°C. Jika larutan garam sudah larut semua dan belum mencapai suhu 112°C, tambahkan kembali garam secukupnya hingga suhu tercapai.
4.      Masukkan larutan kedalam pemanas, kemudian masukkan thermometer yang dijepit klem. Thermometer tidak boleh menyentuh dinding tabung reaksi. Catat perubahan suhunya setip 10 detik sekali sampai titik didih larutan konstan.
5.      Ulangi langkah 4 untuk larutan yang berbeda.
   V.            Table Pengamatan

t(s)
H2O
CO(NH2)2  1m
CO(NH2)2  2m
NaCl 1m
Nacl 2m
0
29°C
30°C
30°C
30°C
30°C
10
81°C
88°C
78°C
63°C
75°C
20
87°C
89°C
81°C
70°C
80°C
30
87°C
89°C
84°C
75°C
85°C
40
91°C
90°C
86°C
79°C
89°C
50
93°C
91°C
87°C
82°C
92°C
60
94°C
92°C
89°C
84°C
94°C
70
96°C
93°C
90°C
87°C
96°C
80
98°C
95°C
91°C
88°C
98°C
90
99°C
96°C
92°C
90°C
100°C
100
100°C
97°C
93°C
91°C
101°C
110
101°C
98°C
93°C
93°C
101°C
120
101°C
100°C

94°C

130

101°C

95°C

140

101°C

97°C

150



98°C

160



99°C

170



101°C

180



101°C


VI.            Pembahasan

       Air (H2O)  pada suhu ruangan mempunyai suhu 29°C , setelah air dipanaskan dalam waktu 10 detik pertama air (H2O)  mempunyai suhu 81°C, dan pada detik ke 20 suhu air meningkat menjadi 87°C, pada detik ke 30 suhu air masih sama yaitu 87°C ,pada detik ke 40 suhu meningkat menjadi 91°C, dari detik ke 50 sampai detik ke 110 suhu air mengalami peningkatan dari 93°C sampai pada suhu 101°C, rata-rata kenaikan suhu air (H2O) pada interval waktu 10 detik adalah 2,125°C. Sementara itu pada detik ke 110 sampai detik ke 120 suhu air (H2O) tidak mengalami perubahan dengan suhu 101°C. Maka titk didih air adalah 101°C.

Urea CO(NH2)2 1 molal pada suhu ruangan mempunyai suhu 30°C, setelah Urea CO(NH2)2 1 molal di panaskan dalam waktu 10 detik pertama urea mempunyai suhu 88°C, pada detik ke 20 suhu meningkat menjadi 89°C,pada detik ke 30 suhu belum mengalami peningkatan, pada detik ke 40 suhu bertambah menjadi 90°C, dan dari detik ke 50 sampai detik ke 130 suhu meningkat dari 91°C menjadi 101°C. Rata-rata kenaikan suhu larutan urea 1 molal pada interval waktu 10 detik adalah 1,125°C. Sementara itu pada detik ke 130 sampai detik ke 140 suhu urea 1 molal konstant dengan suhu 101°C. Maka titik didih larutan urea 1 molal adalah 101°C.

Urea CO(NH2)2 2 molal pada suhu ruangan mempunyai suhu 30°C, setelah Urea CO(NH2)2 2 molal di panaskan dalam waktu 10 detik pertama urea mempunyai suhu 78°C, pada detik ke 20 suhu meningkat menjadi 81°C, pada detik ke 30 suhu kembali meningkat menjadi 84°C, pada detik ke 40 sampai detik ke 100 suhu mengalami peningkatan dari 86°C sampai pada suhu 93°C. Rata-rata kenaikan suhu larutan urea 1 molal dalam rentang waktu 10 detik adalah 1,56°C. Sementara itu pada detik ke 100 sampai detik ke 110 suhu urea 2 molal konstant dengan suhu 93°C. Maka titk didih larutan urea 2 molal adalah 93°C, tapi seharusnya lebih tinggi dari urea 1 molal, tapi hasil percobaan kami malah sebaliknya.

NaCl 1 molal pada suhu ruangan mempunyai suhu 30°C, setelah di panaskan dalam waktu 10 detik pertama NaCl 1 molal mempunyai suhu 63°C, pada detik ke 20 meningkat menjadi 70°C, pada detik ke 30 suhu kembali meningkat menjadi 75°C, dan dari detik ke 40 sampai detik ke 170 suhu mengalami perubahan dari 79°C menjadi 101°C. Dan dalam rentang waktu 10 detik  suhu larutan NaCl 1 molal rata-rata  meningkat 2,22°C. Sementara itu pada detik ke 170 sampai detik ke 180 suhu NaCl 1 molal konstant dengan suhu 101°C. Maka titik didih larutan NaCl 1 molal adalah 101°C.

NaCl 2 molal pada suhu ruangan mempunyai suhu 30°C, setelah di panaskan dalam waktu 10 detik pertama NaCl 2 molal mempunyai suhu 75°C, pada detik ke 20 suhu mengalami peningkatan menjadi 80°C, dan dari detik ke 30 sampai detik ke 100 suhu larutan NaCl 2 molal mengalami perubahan dari suhu 85°C menjadi 101°C. Dalam setiap rentang waktu 10 detik  rata-rata perubahan  suhu larutan NaCl 2 molal adalah  2,36°C. Sedangkan pada detik ke 100 sampai detik ke 110 suhu NaCl 2 molal konstant dengan suhu 101°C. Jadi, titik didih larutan NaCl 2 molal adalah 101°C, tapi seharusnya lebih tinggi dari larutan NaCl 1 molal, tapi hasil percobaan yang kami lakukan menunjukkan suhu titik didih yang sama, yaitu 101°C.

VII.            Jawaban Pertanyaan

1.      Jelaskan pengaruh molalitas terhadap titik didih:
a.       Larutan CO(NH2)2
b.      Larutan NaCl
Jawab:
a.      Larutan urea CO(NH2)2 2 molal dengan larutan CO(NH2)2 1 molal terdapat perubahan titik didih karena molalitas antara 1 dengan 2 molal apabila di kalikan dengan tetapan kenaikan titik didih, maka larutan urea 1molal lebih cepat mendidih dibandingkan dengan 2 molal. Karena molekul terlarut akan membuat larutan sukar untuk menguap sehingga di butuhkan energy yang besar, yang menyebabkan titik didih besar.
b.      larutan NaCl 1 molal dengan larutan urea 2 molal titik terdapat perubahan titik didih karena molalitas antara 1 dengan 2 molal apabila di kalikan dengan tetapan kenaikan titik didih, maka larutan urea 1molal lebih cepat mendidih dibandingkan dengan 2 molal. Karena molekul terlarut akan membuat larutan sukar untuk menguap sehingga di butuhkan energy yang besar, yang menyebabkan titik didih besar.

2.      Untuk molalitas yang sama antara larutan NaCl dengan CO(NH2)2, bagaimana titik didihnya?
Jawab:
      Titik didih larutan CO(NH2)2 akan  lebih cepat mendidih dibandingkan dengan larutan NaCl walaupun molalitasnya sama yang menyebabkan titik didihnya berbeda Karena larutan NaCl merupakan larutan electrolit sehingga harus di kalikan dengan Vactor Vant Hoff, Vactor Van’t Hoff menyebabkan larutan NaCl akan lebih tinggi titik didihnya di bandingkan dengan larutan CO(NH2)2.

3.      Apakah fungsi garam pada larutan pemanas ?
Jawab:
      Fungsi garam pada larutan pemanas yaitu untuk menaikkan titik didih larutan  yang di gunakan untuk memanaskan larutan yang akan di ukur titik didihnya, sehingga suhu larutan pemanas akan terjaga suhunya pada 112°C.










VIII.            Penutup
a.     Kesimpulan
        Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan mengenai titik didih larutan dapat kami simpulkan bahwa antara larutan urea 1 molal dengan 2 molal titik didihnya terdapat perbedaan  yaitu larutan urea 2 molal lebih cepat mendidih dari pada larutan urea 1 molal. Sedangkan larutan NaCl 1 molal dengan larutan NaCl 2 molal tidak ada perubahan mengenai titik didihnya, akan tetapi larutan NaCl  2 molal lebih cepat mendidih di bandingkan dengan larutan NaCl 1 molal. Maka berdasarkan penelian ini, kami berkesimpulan bahwa kemolalan larutan berpengaruh terhadap titik didihnya walaupun titik didihnya tidak berubah yang membedakan hanyalah waktu yang di perlukan suatu larutan untuk mendidih.
b.     Saran
        Untuk praktikum ke depan di perlukan ketelitian dan kecermatan peneliti dalam melakukan percobaan. Sehingga mendapatkan data penelitian yang akurat dan falid terhadap referensi yang ada. Serta kejelian untuk mengamati data pada alat yang digunakan dalam praktikum.




















                            Daftar Pustaka

Suharsini, Maria, DKK.2007.Kimia dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Kimia untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Ganeca Exact.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon di koment ya....