Kamis, 05 Maret 2015

PENGAMATAN JARINGAN TUMBUHAN

  Latar Belakang

Tumbuhan memiliki karakteristik dalam struktur dan fungsi khusus untuk menunjang kehidupannya di daratan tersebut. Pola struktur jaringan tumbuhan bervariasi dalam setiap jenis tumbuhan yang tergantung pada tahap pertumbuhan dan perkembangan dari tumbuhan itu sendiri. Semua jenis tumbuhan memiliki dasar persoalan yang sama yaitu bagaimana mereka dapat memperoleh air dari dalam tanah, melalui batang dan membawanya hingga sampai di daun untuk bahan dasar fotosisntesis dengan bantuan sinar matahari. secara umum, tumbuhan memiliki dua sistem organ, yaitu: sistem pucuk-(shoot system) yang terletak di bagian atas tanah yang membentuk organ batang, daun, tunas, bunga, buah, dan biji; sistem akar (root system), yang terletak di bawah tanah membentuk organ akar umbi, dan akar
rimpang (rizoma). Kelompok sel tumbuhan tertentu membentuk suatu kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama dan disebut jaringan. Jaringan pada tumbuhan berasal dari pembelahan sel embrional yang berdiferensiasi menjadi bermacam-macam bentuk yang memiliki fungsi khusus. Berdasarkan aktivitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel/jaringan tumbuhan, maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa (permanen).
Batang
Pada tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil. Kambium merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.
Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun.
Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga kelompok jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan. Ada dua kelompok jaringan pengangkut, berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh kayu (xilem) mengangkut cairan menuju daun. Sumbernya dapat berasal dari akar (yang utama) maupun dari bagian lain tumbuhan. Pembuluh tapis (floem) mengangkut hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang lain.
1)      Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang. Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
2)      Floem
Floem dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. Daun memiliki fungsi diantaranya: tempat terjadinya fotosintesis, sebagai organ pernapasan, tempat terjadinya transpirasi, tempat terjadinya gutasi, alat perkembangbiakkan vegetatif.

Stomata
Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernapas melalui lentisel yang terletak pada batang. Dalam botani, stoma adalah pori-pori, ditemukan dalam daun dan batang epidermis yang digunakan untuk pertukaran gas. Pori ini berbatasan dengan sepasang khusus sel parenchyma dikenal sebagai sel penjaga yang bertanggung jawab untuk mengatur ukuran pembukaan. Stomata istilah ini juga digunakan secara kolektif untuk merujuk ke sebuah kompleks stomata keseluruhan, baik pori itu sendiri dan sel yang menyertainya penjaga. Air yang mengandung karbon dioksida dan oksigen memasuki tanaman melalui bukaan di mana ia digunakan dalam fotosintesis dan respirasi , masing-masing . Oksigen yang dihasilkan oleh fotosintesis di lapisan spons sel (sel parenchyma dengan pektin) dari pintu keluar interior daun melalui bukaan yang sama. Juga, uap air dilepaskan ke atmosfir melalui pori-pori dalam proses yang disebut transpirasi.


    II.            Tujuan
Melakukan pengamatan jaringan xylem dan floem pada batang dan stomata pada daun.

 III.            Alat dan Bahan
Ø  Air (H2O)
Ø  Mikroskop
Ø  Pipet tetes
Ø  Gelas kimia
Ø  Silet
Ø  Kaca objek
Ø  Kaca penutup
Ø  Manihot utilissima
Ø  Rhoe discolour

 IV.            Cara Kerja
1.      Mengiris tipis batang Manihot utilissima secara membujur.
2.      Meletakkan irisan pada kaca objek, kemudian menetesi  1-2  tetes air (H2O).
3.      Menutup  dengan kaca penutup dan mengamati di bawah mikroskop.
4.      Menggambarkan jaringan yang telah ditemukan pada kertas kerja.
5.      Melakukan  tindakan yang sama pada daun Rhoe discolour.









    V.            Data Pengamatan
1.      Manihot utilissima
 












Dari hasil pengamatan, kami menemukan jaringan xylem dan floem.

2.      Rhoe discolour
 












Dari hasil pengamatan, kami menemukan stomata.




 VI.            Pembahasan
1.      Manihot utilissima
(a)    Sumber gambar
b
 
a
 
Keterangan:
a.       Jaringan floem
b.      Jaringan xilem


Dari gambar di atas kita dapat menyimpulkan bahwa gambar hasil pengamatan tidak jauh berbeda dengan sumber gambar, yaitu pada batang Manihot utilissima terdapat jaringan xylem dan jaringan floem.


2.      Rhoe discolour
(a)  Sumber gambar
a
 
stomata1.jpg
Keterangan:
a.       Stomata
Dari gambar di atas kita dapat menyimpulkan bahwa gambar hasil pengamatan tidak jauh berbeda dengan sumber gambar, yaitu pada daun Rhoe discolour terdapat stomata.


VII.            Kesimpulan dan Saran
                 VII.I.   Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada batang Manihot utilissima terdapat jaringan xylem dan floem. Dan pada daun Rhoe discolour terdapat stomata.

VII.II. Saran

Sebaiknya dalam melakukan pengamatan jaringan pada tumbuhan setidaknya kita harus mengetahui bagian-bagian yang ada pada struktur batang dan daun tersebut sehingga kita tidak salah menamakan nama bagian tersebut.

Sabtu, 28 Februari 2015

LAPORAN PRAKTIKUM UJI MAKANAN


   I.            LATAR BELAKANG
Makanan adalah sesuatu yang dapat dimakan dan berguna bagi tubuh. Fungsi makanan antara lain sebagai sumber atau penghasil energi, sebagai pembangun tubuh, sebagai pelindung, sebagai pertahanan tubuh, menjaga tubuh dari kondisi stres, meningkatkan intelegensi, dan memelihara fungsi reproduksi. Zat makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu zat makanan makro (makronutrien) dan zat makanan mikro (mikronutrien). Yang termasuk makronutrien yaitu karbohidrat, lemak, protein, sedangkan yang termasuk mikronutrien yaitu mineral dan vitamin. Air termasuk dalam proses metabolisme zat makanan, air selalu diperlukan sebagai bahan esensial pemrosesan makanan di dalam tubuh. Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda.
Berikut zat-zat yang terkandung dalam makanan yang diperlukan oleh tubuh.
Amilum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat yaitu amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.

Glukosa
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan monosakarida dan disakarida, terutama glukosa. Melalui glikolisis, glukosa segera terlibat dalam produksi ATP, pembawa energi sel. Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa. Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen (pati hewan) dan sel lemak, yang menyimpannya sebagai lemak. Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernak secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa. 


Protein
Protein merupakan senyawa majemuk yang terdiri atas unsure-unsur C, H, O, N, dan kadang-kadang terdapat unsur P dan S. Molekul protein tersusun dari sejumlah asam amino sebagai bahan dari dasar. Ada beberapa asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh kita, sehingga harus didapat dari makanan kita sehari-hari. Asam amino tersebut disebut asam amino esensial yang berjumlah 8, yaitu : lisineleusin, isoleusin, treonin, metionin, valin, fenilalanin, dan triptofan. Protein dicerna secara kimia menjadi asam-asam amino yang kemudian diserap pada dinding-dinding halus. Asam-asam amino tersebut masuk ke pembuluh darah dan diangkut menuju ke sel-sel tubuh.
Adapun fungsi protein, yaitu:
v  Penghasil energi ( 1 gram = 4,1 kalori )
v  Pembangun jaringan-jaringan baru dan mengganti yang rusak
v  Pembuat enzim dan hormone
v  Penjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh
v  Pembentuk antibodi
Lemak
Lemak tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O yang sama dengan karbohidrat. Lemak terdiri atas asam lemak dan gliserol. Pada satu molekul lemak terdapat satu molekul gliserol dan tiga buah molekul asam lemak. Lemak tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam eter, benzene, dan kloroform. Sumber lemak dibagi menjadi dua macam, yaitu hewani dan nabati. Lemak terdiri atas 2 komponen, yaitu asam lemak dan gliserol. Setiap 3 molekul asam lemak berikatan dengan molekul gliserol membentuk trigliserida. Asam lemak yang dibuat oleh tubuh disebut asam lemak nonesensial, sedangkan asam lemak yang diperoleh dari makanan disebut asam lemak esensial.
Adapun fungsi lemak sebagai berikut :
v  Sebagai penghasil energi ( 1 gram = 9,3 kalori )
v  Pembangun bagian-bagian sel tertentu
v  Pelarut beberapa vitamin, yaitu vitamin A, D, E, dan K
v  Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah

Dalam pengujian makanan diperlukan reagen sebagai berikut:

Biuret
Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan makanan itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna ungu atau warna lembayung. Hal itu terjadi karena ada ikatan protein dengan biuret yang menghasilkan dasar reaksi sebagau berikut: kompleks koordinasi antara Cu 2+ dgn gugus -C=O dan NH ikatan peptida dalam larutan alkalis, akan membentuk warna lembayung. Biuret adalah senyawa kimia hasil dari kondensasi dua molekul urea dan merupakan kotoran yang bermasalah diberbasis pupuk urea. Putih solid ini larut dalam air panas.  Istilah biuret juga menggambarkan keluarga senyawa organik dengan gugus fungsional. uji biuret sebuah uji kimia untuk protein dan polipeptida . Hal ini didasarkan pada pereaksi biuret, larutan biru yang mengubah violet pada kontak dengan protein, atau zat-zat dengan ikatan peptida.

Benedict
Benedict adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan glokusa pada bahan makanan jika hasil reaksi tersebut menghasilkan warna merah bata. Hal itu terjadi ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan dengan glukosa, di mana glukosa memiliki elektron untuk diberikan, tembaga (salah satu kandungan di reagen benedict) akan menerima elektron tersebut dan mengalami reduksi sehingga terjadilah perubahan warna. Selama proses ini CU2+ tereduksi menjadi CU+. Ketika Cu  mengalami reduksi, glukosa memberikan salah satu elektronnya dan dioksidasi. Karena glukosa mampu mereduksi Cu pada benedict, maka glukosa disebut sebagai gula pereduksi. Dan menghasilkan warna merah bata. Benedict adalah bahan kimia pereaksi bernama setelah seorang kimiawan Amerika, Stanley Rossiter Benediktus. benedict's reagen digunakan sebagai ujian bagi kehadiran mengurangi gula. Hal Ini termasuk semua monosakarida dan disakarida , laktosa dan maltosa. Bahkan lebih umum, benediktus akan mendeteksi kehadiran aldehid (kecuali yang aromatik), dan alpha-hydroxy-keton, termasuk yang terjadi di ketoses tertentu. Jadi, meskipun ketose fruktosa tidak sepenuhnya mengurangi gula, itu adalah alpha-hydroxy-keton, dan memberikan tes positif karena dikonversi ke aldoses glukosa dan mannose oleh dasar dalam reagen. Reagen benedict biru mengandung tembaga (II) ion (Cu 2 + ) yang berkurang menjadi tembaga (I) (Cu + ). Ini adalah diendapkan sebagai merah tembaga (I) oksida yang tidak larut dalam air.

Cara kerja benedict:
Ketika reagen benedict dicampurkan dan dipanaskan dengan glukosa, di mana glukosa memiliki elektron untuk diberikan, tembaga (salah satu kandungan direagen benedict) akan menerima elektron tersebut dan mengalami reduksi sehingga terjadilah perubahan warna. Selama proses ini CU2+ tereduksi menjadi CU+. Ketika Cu  mengalami reduksi, glukosa memberikan salah satu elektronnya dan dioksidasi. Karena glukosa mampu mereduksi Cu pada benedict, maka glukosa disebut sebagai gula pereduksi.

Lugol
            Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat (amilum) atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya. Lugol yodium, juga dikenal sebagai solusi lugol, pertama  kali dibuat pada tahun 1829, merupakan solusi dari unsur iodium dan iodida kalium dalam air, yaitu setelah dokter Prancis JGALugol. Larutan yodium lugol sering digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan, untuk desinfeksi darurat air minum, dan sebagai reagen untuk deteksi pati di laboratorium rutin dan tes medis. Telah digunakan lebih jarang untuk mengisi kekurangan yodium. Namun, iodida kalium murni, mengandung ion iodida relatif jinak tanpa unsur iodium lebih toksik, lebih disukai untuk tujuan ini. 

Kertas HVS
Kertas HVS adalah bahan penguji pada kandungan lemak. Karena kertas HVS mudah menyerap air atau minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini. Pada pengujian lemak ini makanan yang sudah ditumbuk dioleskan pada kertas HVS setelah itu di paparkan pada cahaya agar nodanya mongering dan jika terdapat bekas transparan maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.

 II.            TUJUAN
Menguji kandungan amilum, glukosa, protein, dan lemak pada berbagai makanan.

III.            ALAT DAN BAHAN


1.      Tabung reaksi
2.      Plat tetes
3.      Penjepit tabung reaksi
4.      Rak tabung reaksi
5.      Pembakar spiritus (bunzen)
6.      Larutan lugol
7.      Gelas kimia
8.      Larutan biuret (campuran CuSO 1% dan NaOH 1%)
9.      Larutan fehling Adan B
10.  Air
11.  Bahan makanan ()
12.  Kertas HVS




IV.            LANGKAH PERCOBAAN

1.      Uji Glukosa
1.      Masukan bahan makanan yang telah dihaluskan ke dalam tabung reaksi setinggi 1 cm.
2.      Ambil larutan fehling A dan B dengan pipet.
3.      Masukan 5 tetes larutan fehling A dan 5 tetes larutan fehling B ke dalam tabung reaksi, kemudian kocok agar homogen (bercampur rata).
4.      Hidupkan bunzeb dan panaskan tabung reaksi tersebut diatas api dengan menggunakan penjepit tabung reaksi, ± selama 1 menit.
5.      Amayi perubahan warna pada larutan fehling A dan B. Apabila mengandung glukosa, di dasar larutan akan terdapan endapan berwarna merah bata.
6.      Catat hasil pada tabel.

2.      Uji Amilum
1.      Masukan bahan makanan yang telah dihaluskan ke dalam tabung reaksi.
2.      Ambilah larutan lugol dengan pipet tetes. Selanjutnya, masukan sebanyak 2 tetes larutan lugol ke dalam tabung reaksi.
3.      Amati perubahan warna pada larutan lugol tersebut. Sampel akan berwarna biru tua bila mengandung amilum.
4.      Cata hasilnya pada tabel.

3.      Uji Protein
1.      Masukan bahan makanan yang telah dihaluskan ke dalam tabung reaksi.
2.      Selanjutnya, masukan 3 tetes larutan biuret (CuSO 1% dan NaOH 1 %) kedalam tabung reaksi dan kocok hingga homogen.
3.      Amati perubahan warna yang terjadi pada larutan biuret. Apabilan bereaksi bersama protein, larutan biuret akan berwarna ungu.


4.      Uji Lemak
1.      Ambil larutan makanan menggunakan pipet, kemudian teteskan pada kertas HVS. Biarkan tetesan tersebut hingga kering.
2.      Perhatikan bekas tetesan larutan makanan pada kertas HVS setelah mengering. Apabila bagian yang ternoda pada kertas HVS menjadi transparan, maka terbukti bahwa larutan makanan mengandung lemak.
3.      Lakukan pula percobaan tersebut untuk bahan yang lainnya. Selanjutnya, cata hasil yang di peroleh pada tabel.


















V.            HASIL PENGAMATAN
TABEL UJI AMILUM, PROTEIN, DAN GLUKOSA
NO.
BAHAN MAKANAN
REAKSI PEWARNAAN
KANDUNGAN ZAT
LUGOL
BIURET
(CuSO dan NaOH)
BENEDICT
(Fehling A dan Fehling B)
1
Kentang
Biru tua
Biru
Hijau kekuningan
Amilum, protein, glukosa
2
Tahu
Kuning
Biru tua
Hitam
Protein
3
Sawi putih
Kuning
-
Hijau kekuningan
Glukosa
4
Jeruk
Hijau muda
-
Merah bata
Glukosa

Keterangan:
v  Jika bahan makanan setelah ditetesi reagen lugol berwarna biru tua maka bahan makanan tersebut mengandung amilum.
v  Jika bahan makanan setelah ditetesi reagen benedict berwarna merah bata maka bahan makanan tersebut mengandung glukosa.
v  Jika bahan makanan setelah ditetesi reagen biuret berwarna ungu maka bahan makanan tersebut mengandung protein.

TABEL UJI LEMAK
NO.
BAHAN MAKANAN
BEKAS TRANSPARAN PADA KERTAS HVS
1
Pokok
Banyak bekas transparan
2
Lauk-pauk
Banyak bekas transparan
3
Sayuran
Sebagian ada bekas transparan
4
Buah-buahan
Sebagian ada bekas transparan

Keterangan:
v  Jika ada bekas transparan maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.
v  Jika tidak ada bekas transparan maka bahan makanan tersebut tidak mengandung lemak.








VI.            PEMBAHASAN

UJI AMILUM, PROTEIN, DAN GLUKOSA

1.      Kentang
Larutan kentang pada awalnya berwarna putih kekuning-kuningan. Pada pengujian pertama, larutan kentang ditetesi oleh reagen lugol yang menyebabkan larutan berubah menjadi berwarna biru tua, maka larutan kentang tersebut mengandung amilum. Pada pengujian kedua, larutan kentang ditetesi oleh reagen benedict dan dipanaskan terlebih dahulu yang menyebabkan larutan berubah menjadi berwarna hijau kekuningan, maka larutan kentang tersebut mengandung glukosa namun dalam kadar yang sedikit. Pada pengujian ketiga, larutan kentang ditetesi oleh reagen biuret yang menyebabkan larutan berubah menjadi berwarna biru, maka larutan kentang tersebut mengandung protein namun dalam kadar yang sedikit.

2.      Tahu
Larutan tahu pada awalnya berwarna putih. Pada pengujian pertama, larutan tahu ditetesi oleh reagen lugol yang menyebabkan larutan berubah menjadi berwarna kuning, maka larutan tahu tersebut tidak mengandung amilum. Pada pengujian kedua, larutan tahu ditetesi oleh reagen benedict dan dipanaskan terlebih dahulu yang menyebabkan larutan berubah menjadi berwarna hitam, maka larutan tahu tersebut tidak mengandung glukosa. Pada pengujian ketiga, larutan tahu ditetesi oleh reagen biuret yang menyebabkan larutan berubah menjadi berwarna biru tua, maka larutan tahu tersebut mengandung protein.

3.      Sawi Putih
Larutan sawi putih pada awalnya berwarna hijau terang. Pada pengujian pertama, larutan sawi putih ditetesi oleh reagen lugol yang menyebabkan larutan berubah menjadi berwarna kuning, maka larutan sawi putih tersebut tidak mengandung amilum. Pada pengujian kedua, larutan sawi putih ditetesi oleh reagen benedict dan dipanaskan terlebih dahulu yang menyebabkan larutan berubah menjadi berwarna hijau muda, maka larutan sawi putih tersebut tidak mengandung glukosa.

4.      Jeruk
Larutan jeruk pada awalnya berwarna orange. Pada pengujian pertama, larutan jeruk ditetesi oleh reagen lugol yang menyebabkan larutan berubah menjadi berwarna hijau muda, maka larutan jeruk tersebut tidak mengandung amilum. Pada pengujian kedua, larutan jeruk ditetesi oleh reagen benedict dan dipanaskan terlebih dahulu yang menyebabkan larutan berubah menjadi berwarna merah bata, maka larutan jeruk tersebut mengandung glukosa.





UJI LEMAK
1.      Makanan pokok
Pada pengujian lemak terhadap makanan pokok yang telah dihaluskan dan didiusapkan ke kertas HVS lalu pada saat dipaparkan terhadap cahaya maka terlihat pada kertas HVS tersebut terdapat bekas transparan dalam kadar banyak, hal ini membuktikan bahwa makanan pokok tersebut mengandung lemak.

2.      Lauk pauk
Pada pengujian lemak terhadap lauk pauk yang telah dihaluskan dan didiusapkan ke kertas HVS lalu pada saat dipaparkan terhadap cahaya maka terlihat pada kertas HVS tersebut terdapat bekas transparan dalam kadar banyak, hal ini membuktikan bahwa lauk pauk tersebut mengandung lemak.

3.      Sayuran
Pada pengujian lemak terhadap sayuran yang telah dihaluskan dan didiusapkan ke kertas HVS lalu pada saat dipaparkan terhadap cahaya maka terlihat pada kertas HVS tersebut terdapat bekas transparan dalam kadar sedikit, hal ini membuktikan bahwa sayuran tersebut mengandung lemak namun dalam kadar yang sedikit.

4.      Buah-buahan
Pada pengujian lemak terhadap buah-buahan yang telah dihaluskan dan didiusapkan ke kertas HVS lalu pada saat dipaparkan terhadap cahaya maka terlihat pada kertas HVS tersebut terdapat bekas transparan dalam kadar sedikit, hal ini membuktikan bahwa buah-buahan tersebut mengandung lemak namun dalam kadar yang sedikit.
Interpretasi dari bahan makanan yang tidak diuji kandungannya yaitu:
1.      Tempe mengandung protein dan lemak.
2.      Apel mengandung amilum, glukosa, protein dan lemak.
3.      Bayam mengandung protein dan lemak tak jenuh.
4.      Nasi mengandung amilum, glukosa, protein dan lemak.
5.      Mangga mengandung amilum, glukosa, protein dan lemak.
6.      Sawi hijau mengandung amilum, protein dan lemak.
7.      Kangkung mengandung amilum, protein dan lemak.
8.      Makanan ringan mengandung amilum dan monosodium glutamate.
9.      Saus mengandung glukosa, amilum, mononatrium glutamate dan natrium benzoate.








VII.            KESIMPULAN DAN SARAN
VII.I  KESIMPULAN
v  Uji Amilum
Bahan makanan yang mengandung amilum setelah ditetesi reagen lugol warnanya akan berubah menjadi biru tua. Kadar wrna biru pada hasil eksperimen menunjukkan kuantitas kandungan amilum dalam larutan.
v  Uji Glukosa
Bahan makanan yang mengandung glukosa setelah ditetesi reagen benedict dan dipanaskan terlebih dahulu akan berubah warna menjadi merah bata. Kadar warna merah pada hasil eksperimen menunjukkan kuantitas kandungan glukosa dalam larutan.
v  Uji Protein
Bahan makanan yang mengandung protein setelah ditetesi reagen biuret warnanya akan berubah menjadi ungu. Kadar warna ungu pada hasil eksperimen menunjukkan kuantitas kandungan protein dalam larutan.
v  Uji Lemak
Bahan makanan yang mengandung lemak setelah diusap-usapkan pada kertas akan meninggalkan bekas transparan sedangkan yang tidak mengandung lemak tidak meninggalkan bekas transparan. Timbulnya transparan pada kertas menunjukkan adanya kandungan lemak dalam bahan  makanan.

VII.II  SARAN

Untuk praktikum selanjutnya, sebaiknya sebelum memulai praktikum kita harus membaca dan memahami cara kerja terlebih dahulu, agar lebih mudah dalam melaksanakan praktikum. Selain itu, kita juga harus mengetahui cara menggunakan alat-alat praktikum yang baik dan benar, sehingga kita tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain, dan hasil yang diperoleh juga lebih valid.